Karimun, Radarhukum.id – Cahaya lampu Balai Sri Baiduri malam itu bersaing dengan cahaya di wajah-wajah para peserta Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) ke-17 Kecamatan Moro. Di antara deretan perwakilan kafilah yang tampil, Kelurahan Moro akhirnya keluar sebagai juara umum, membawa pulang Piala Bergilir yang menjadi simbol kerja keras dan kecintaan terhadap Al-Qur'an.
Gelaran MTQ yang dimulai sejak Kamis (24/4/2025) dan berakhir Sabtu malam (26/4/2025) ini bukan hanya lomba biasa. Lebih dari itu, ia menjadi perayaan ruhani, tempat di mana suara-suara merdu menggetarkan hati, dan ayat-ayat suci menemukan jalan pulang ke dalam jiwa.
Lurah Moro, Marullah, berdiri dengan mata berbinar. Di hadapan para peserta dan tamu undangan, ia mengingatkan bahwa MTQ bukan sekadar tentang kompetisi.
“Ini bukan hanya lomba. Ini adalah panggilan untuk mendekatkan diri kepada Al-Qur'an. Saya ingin lantunan Qalam Ilahi ini menjadi cahaya yang menuntun hidup kita, bukan hanya saat bertanding, tapi dalam keseharian,” katanya, suara bergetar menahan haru.
Marullah juga menegaskan pentingnya menjadikan MTQ sebagai cermin untuk menilai diri sendiri. Sudah sejauh mana Al-Qur'an menjadi bagian dari kehidupan, bukan sekadar dalam bacaan, melainkan dalam penghayatan nilai dan amal perbuatan.
Di akhir sambutannya, ia mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta dan tim dari Kelurahan Moro yang telah berjuang, bukan hanya untuk kemenangan, melainkan untuk kehormatan nama baik kelurahan.
Sementara itu, Camat Moro, Andry Winarta, yang turut hadir dalam acara penutupan, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya MTQ dengan sukses tanpa kendala berarti.
“Alhamdulillah, MTQ ke-17 ini berjalan lancar. Saya ucapkan selamat kepada Kelurahan Moro atas prestasi luar biasa ini. Semoga semangat ini bisa terus dijaga,” ujar Andry.
Andry juga menyuarakan harapan agar MTQ menjadi titik awal tumbuhnya budaya literasi Al-Qur'an di Kecamatan Moro, terutama di kalangan remaja yang kelak akan menjadi generasi penerus.
Discussion about this post