Sarolangun, Radarhukum.id – Pembukaan Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) ke-21 tingkat Kabupaten Sarolangun yang digelar di Lapangan Bhayangkara Polres Sarolangun, tepatnya di Polsek Kota, menuai kritik dan kekecewaan dari sejumlah camat dan kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Sarolangun.
Beberapa camat dan kepala dinas yang hadir dalam acara pembukaan tersebut menyampaikan rasa kecewa terhadap panitia pelaksana. Mereka menilai tuan rumah kurang maksimal dalam mempersiapkan acara sebesar MTQ tingkat kabupaten.
Menurut mereka, peristiwa mati lampu saat acara berlangsung membuat suasana di arena menjadi gelap, termasuk di tenda para kafilah hingga tenda VIP tempat duduk Bupati dan Wakil Bupati. Kondisi tersebut terjadi akibat gangguan dari pihak PLN.
“Kita tahu memang ada korsleting dari PLN, tetapi seharusnya panitia sudah mengantisipasi dengan menyediakan lampu cadangan agar kondisi arena tetap terang saat listrik padam,” ujar salah seorang camat usai acara.
Selain itu, para camat juga mengeluhkan suasana pameran dari masing-masing kecamatan yang tampak suram akibat bola lampu yang dipasang mati karena arus listrik yang tidak stabil.
Tak hanya soal teknis, panitia juga disorot karena tidak melakukan penyerahan piala bergilir dari juara umum sebelumnya. Padahal, tradisi tersebut seharusnya menjadi bagian dari pembukaan MTQ sebagai bentuk simbolis estafet prestasi antar kecamatan.
Menanggapi keluhan tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Sekda Sarolangun, Deddy Hendri, tidak membantah adanya kekurangan dalam acara tersebut.
“Saya sudah mengingatkan sebelumnya, tetapi memang terjadi gangguan. Menurut laporan, ada trafo yang terbakar. Namun idealnya hal seperti ini bisa diantisipasi sejak awal,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Kesra Setda Sarolangun, Puadi, saat dikonfirmasi usai acara mengakui bahwa absennya penyerahan piala bergilir murni karena kelalaian.
“Benar-benar lupa. Tidak ada yang mengingatkan, jadi ya tidak dibawa. Piala bergilir MTQ juga sudah diganti yang baru. Mungkin karena sudah lama tidak menggelar MTQ, kita jadi lupa,” ungkapnya santai.
Rangkaian peristiwa tersebut tampaknya turut mempengaruhi konsentrasi panitia. Ketua panitia yang juga Camat Sarolangun, Bustra Desman, terlihat kurang fokus saat menyampaikan laporan kegiatan. Beberapa bagian sambutan yang ia bacakan terdengar melenceng dan tidak sesuai dengan susunan acara.
(Tim)
Discussion about this post