Batam, Radarhukum.id – Di balik perjalanan panjang Amsakar Achmad dalam dunia birokrat dan politik, hal yang selalu konsisten terlihat yaitu kebersahajaan dan sikap humanisnya. Sejak awal kariernya sebagai amtenar hingga menjabat sebagai Wakil Wali Kota Batam selama dua periode, Amsakar tak pernah berjarak dengan masyarakat. Sikapnya yang selalu merakyat dan terbuka membuatnya dihormati sebagai pemimpin yang dekat dengan warganya.
Kedekatan Amsakar Achmad dengan masyarakat tidak hanya sebatas hubungan formal antara pemimpin dan yang dipimpin. Ia membangun ikatan emosional, salah satunya melalui dialog langsung, mendengar keluhan dan harapan masyarakat. Hal ini pula lah yang dia teruskan saat mengkampanyekan diri sebagai calon Wali Kota Batam pada Pemilihan Kepada Daerah (Pilkada) 2024 ini.
Sebagai lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Amsakar Achmad memahami benar tentang pentingnya komunikasi dua arah dan interaksi langsung yang efektif. Ia percaya bahwa pendekatan humanis tidak hanya memberikan dampak yang mendalam, tetapi juga menciptakan hubungan yang bertahan lama.
Bagi pria yang sejak kecil dipanggil Milu dan telah berjuang menghadapi ragam kehidupan yang sulit sejak belia itu, kepemimpinan bukan hanya sekadar memegang jabatan atau posisi. Menurut Amsakar, kepemimpinan berarti memiliki kemampuan untuk menyentuh hati rakyat dan merasakan denyut kehidupan mereka. Ia berkomitmen untuk menjadi pemimpin yang mendengarkan, memahami, dan merespons kebutuhan serta aspirasi masyarakat.
Kesederhanaan dan sikap humanis ini menjadi ciri khas seorang Amsakar sejak dahulu. Bagi banyak kalangan di Kota Batam, ia bukan hanya seorang politisi, melainkan juga sahabat yang selalu hadir di tengah-tengah mereka. Di tengah suasana politik yang sering kali terasa berjarak, Amsakar yang kini maju sebagai calon Wali Kota Batam bersama Li Claudia Candra, tetap berkomitmen menjaga hubungan yang tulus dan jujur dengan masyarakat.
Meskipun tantangan ke depan masih panjang, Amsakar yakin bahwa kebersamaan adalah kunci. Dengan dukungan masyarakat, relawan, dan partai politik, ia percaya bahwa segala rintangan dapat diatasi dan beban akan terasa lebih ringan. Amsakar selalu mengingatkan bahwa perjuangan bersama inilah yang akan membuka jalan menuju masa depan yang lebih baik bagi semua pihak.
“Dulu, saya memakai tagline ‘Bersama Kita Bisa.' Tidak ada yang tidak bisa dilakukan jika kita semua bersatu, semua rintangan akan dapat diatasi,” ujar Amsakar saat berbincang dengan awak media, Kamis (26/9/2024).
Sejak awal meneguhkan niat mengikuti Pilwako Batam, Amsakar telah menempatkan relawan sebagai kekuatan utama gerakannya. Saat ini, tidak kurang dari 5000 relawan telah mendeklarasikan diri berjuang bersama Amsakar Achmad. Bagi Amsakar, relawan bukan sekadar pendukung, melainkan jantung dari seluruh gerakan politiknya. Setiap kegiatan yang mereka inisiasi menjadi ruang dialog antara dirinya dan masyarakat, membentuk ikatan emosional yang kuat.
“Relawan-relawan ini adalah pejuang utama dalam kontestasi. Saya sangat berterima kasih kepada semua relawan. Mereka mendampingi saya siang dan malam, pagi dan petang, dengan keikhlasan tanpa pernah mengeluh,” ujar Amsakar penuh rasa syukur.
Tak hanya didukung oleh relawan, belakangan perjalanan politik Amsakar juga diperkuat oleh dukungan dari mayoritas partai politik. Sebanyak 11 partai politik dari 12 yang memiliki kursi di parlemen, ditambah 4 partai non-parlemen, telah menyatakan dukungan terhadapnya.
“Saya berterima kasih kepada partai -partai yang sehati dengan perjuangan ini. Syukur Alhamdulillah, waktu telah memberi ruang bagi saya untuk mendapatkan dukungan dari partai-partai politik. Saat ini, ada 11 partai yang duduk di parlemen, ditambah 4 partai non-parlemen yang turut mendukung saya, kemudian menyusul lagi dua partai pendukung baru,” ungkapnya.
Di tengah kuatnya dukungan politik, Amsakar tetap bersyukur dan rendah hati. Baginya, keberhasilan yang diraih bukan hasil kerja seorang diri, melainkan hasil sinergi dengan relawan, partai politik, dan masyarakat. Setiap langkahnya didasari oleh dedikasi para relawan yang mendukung tanpa pamrih, melewati segala rintangan bersama.
“Saya selalu percaya, tidak ada yang mustahil jika kita semua relawan, partai politik, dan masyarakat bersatu. Hal yang sulit akan terasa mudah, yang berat akan terasa ringan, dan jika ada persepsi yang salah akan bisa diluruskan,” tuturnya.
Dia tidak menampik pula, belakangan berbagai persepsi liar muncul, diantaranya adalah isu SARA. Namun Amsakar yakin, bahwa masyarakat Kota Batam adalah masyarakat yang cerdas.
“Berdasarkan survey yang kredibel, pemilih Kota Batam mayoritas adalah pemilih rasional. Masyarakat pintar untuk memilah yang terbaik untuk mereka,” paparnya.
Dukungan masyarakatlah yang membuat Amsakar terus bertahan hingga titik ini. Meskipun pada awalnya dia diremehkan tidak akan mampu meraih rekomendasi partai dengan narasi bahwa ia tidak memiliki logistik yang cukup untuk Pilkada, Kini Amsakar Achmad telah resmi tercatat sebagai calon wali kota Batam dan memperoleh rekomendasi dari mayoritas partai politik.
Hingga masa kampanye ini, rata-rata ada belasan undangan yang masuk kepada Amsakar setiap hari. Ia selalu berupaya hadir di tengah masyarakat, karena ia merasa belum puas jika belum bertemu dan bertatap muka langsung dengan mereka.
Meski demikian, Amsakar mengaku kerap merasa bersalah karena kadangkala belum maksimal menghadiri semua undangan dari masyarakat. Dalam beberapa minggu terakhir, ia dibanjiri undangan dari berbagai acara, mulai dari tingkat RT, RW, hingga acara keagamaan. Meskipun berusaha memenuhi setiap undangan, keterbatasan waktu sering kali menjadi kendala.
“Dalam satu hari, ada sekitar 18 undangan, saya secara maksimal akan hadir untuk masyarakat,” ujarnya.
Di sisi lain, Amsakar Achmad melihat antusiasme ini sebagai bukti kepercayaan masyarakat Kota Batam terhadap dirinya dan harapan besar yang dititipkan warga terhadapnya.
Discussion about this post