Pati, Radarhukum.id — Debat publik perdana untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Pati 2024 berlangsung sengit dan penuh antusiasme, dengan para pasangan calon (paslon) yang berusaha memaparkan program dan visi-misi mereka di hadapan publik. Diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pati, Rabu (30/10/2024) di Ruang Rapat Paripurna Gedung DPRD Pati, debat ini memberikan kesempatan bagi masing-masing paslon untuk menunjukkan kemampuan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan kritis yang diajukan oleh panelis.
Pasangan Sudewo-Chandra Soroti Infrastruktur Ramah Lingkungan
Pasangan calon Sudewo-Chandra tampil pertama dalam pengambilan undian pertanyaan. Menghadapi pertanyaan terkait pembangunan infrastruktur, Sudewo menekankan pentingnya kelanjutan pembangunan yang ramah lingkungan. Ia menegaskan bahwa infrastruktur jalan merupakan prioritas penting untuk memperlancar perekonomian daerah.
“Pembangunan infrastruktur jalan memang menjadi perhatian khusus, dengan begitu perekonomian bisa lancar jika infrastruktur jalan baik,” ujar Sudewo. Ia juga menggarisbawahi pentingnya inovasi dan teknologi ramah lingkungan dalam pengembangan infrastruktur.
“Alokasi jalan harus dibuat ramah lingkungan. Terobosan inovasi dan teknologi yang berkelanjutan perlu dikembangkan untuk mendukung keberlanjutan lingkungan di Pati,” tambahnya. Fokus Sudewo dan Chandra pada pembangunan berkelanjutan mendapat tanggapan positif dari audiens yang hadir.
Wahyu-Suharyono Fokus pada Penguatan SDM dan Kesejahteraan Guru
Pasangan Wahyu-Suharyono, yang mendapatkan giliran kedua, mendapat pertanyaan mengenai upaya mereka dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Kabupaten Pati. Wahyu menjelaskan bahwa saat ini hanya sekitar 30 persen tenaga kerja di daerah tersebut yang melek digital. Untuk itu, ia berkomitmen meningkatkan kualitas SDM, khususnya melalui pelatihan keterampilan di bidang digital.
“Kami akan terus mendongkrak kualitas SDM, dan untuk mengurangi kesenjangan antara desa dan kota, kami akan mengintensifkan pelatihan keterampilan agar kualitas tenaga kerja merata,” jelas Wahyu.
Suharyono juga menambahkan rencana mereka untuk memberikan perhatian khusus pada kesejahteraan guru demi menciptakan SDM yang berkualitas.
“Kami akan memberikan reward untuk guru, agar mereka lebih semangat dalam menciptakan SDM berkualitas yang siap bersaing di lapangan kerja,” ujarnya. Pasangan ini juga berencana membangun Balai Latihan Kerja (BLK) hingga ke pedesaan, bahkan menjangkau pondok pesantren untuk pelatihan keterampilan praktis.
Budiyono-Novi Dorong Pembangunan Infrastruktur Merata dan Bebas Korupsi
Giliran ketiga diambil oleh pasangan Budiyono-Novi yang menjawab pertanyaan terkait pembangunan infrastruktur pedesaan dan pesisir. Budiyono mengakui bahwa masih ada ketimpangan dalam pembangunan di daerah-daerah tersebut, yang berdampak pada akses ekonomi dan mobilitas masyarakat.
“Pembangunan infrastruktur harus merata, terutama jalan poros yang merupakan sendi ekonomi. Dengan akses jalan yang baik, aktivitas ekonomi masyarakat bisa lebih lancar,” jelas Budiyono. Ia menekankan pentingnya SDM yang bersih, cerdas, dan anti korupsi, serta melibatkan masyarakat dalam menjaga fasilitas umum.
“Kami akan meminta dukungan dari desa agar setiap pembangunan disesuaikan dengan prioritas kebutuhan. Kami juga akan memilih SDM yang bersih, anti korupsi, dengan semangat tinggi untuk membangun daerah,” tegasnya.
Discussion about this post