Ende, Radarhukum.id –Taman Nasional Kelimutu (TN Kelimutu) terletak di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende. Lokasinya berjarak sekitar 64 km dari Kota Ende, 12 km dari Moni, dan 120 km dari Maumere. Perjalanan menuju TN Kelimutu dapat ditempuh menggunakan kendaraan pribadi, umum, maupun sewaan. Jalan menuju lokasi tergolong mulus hingga area parkir. Namun, pengunjung wajib berjalan kaki sejauh 1,5 km dari tempat parkir ke puncak Kelimutu.
Di sekitar lapangan parkir, terdapat lopo-lopo yang menyediakan aneka makanan dan suvenir khas Ende-Lio seperti selendang, sarung, dompet, tas, dan ikat kepala. Produk-produk tersebut dijual oleh pelaku UMKM Desa Pemo.
Untuk menikmati keindahan Danau Tiga Warna Kelimutu, waktu terbaik adalah pukul 05.30 WITA saat matahari terbit (sunrise). Biasanya, wisatawan lokal maupun mancanegara memilih menginap di Moni sebelum mendaki ke puncak. Moni sendiri memiliki 41 penginapan yang tersebar di tiga desa, yaitu Desa Woloara dan Koanara. Seluruh penginapan ini dimiliki dan dikelola oleh masyarakat lokal.
Selain danau, terdapat 10 objek wisata pendukung di sekitar Taman Nasional Kelimutu, yaitu:
- Kebun Stroberi
- Air Terjun Murukeba
- Air Terjun Murunda'o
- Pasar Tradisional
- Situs Rumah Adat Moni-Koanara
- Sawah
- Kampung Waturaka
- Air Panas Liasembe
- Air Panas Kolorongo
- Habitat burung di Desa Oka
Wisatawan yang ingin menikmati seluruh destinasi tersebut disarankan menginap di Moni selama 2-3 malam. Namun, sejumlah masalah fasilitas publik di kawasan Moni masih menjadi kendala, seperti air bersih, lampu jalan, dan jaringan Wi-Fi.
Air bersih yang dikelola PDAM Tirta Kelimutu di Desa Koanara, misalnya, sering kali kotor dan bercampur lumpur, terutama saat musim hujan. Hal ini disebabkan air diambil langsung dari sungai tanpa penyaringan. Kondisi ini kerap dikeluhkan wisatawan lokal maupun mancanegara.
Selain itu, minimnya lampu jalan, jaringan Wi-Fi, dan fasilitas toilet umum juga menjadi persoalan yang belum terselesaikan.
Seorang pelaku pariwisata, Thobias Gembira, menyampaikan kepada Radarhukum.id, Kamis (9/1/2025) bahwa masalah ini seharusnya menjadi perhatian serius.
“Persoalan air, lampu jalan, Wi-Fi, dan toilet umum sangat vital di kawasan wisata. Namun, hingga kini, hal ini masih diabaikan, meskipun dalam kampanye sering disebut pariwisata adalah sektor unggulan Kabupaten Ende,” ujarnya.
Thobias berharap Bupati dan Wakil Bupati Ende yang baru dapat memberikan perhatian lebih terhadap persoalan-persoalan tersebut, karena fasilitas publik yang memadai sangat penting untuk mendukung kenyamanan wisatawan di kawasan wisata Taman Nasional Kelimutu.
Discussion about this post