Sarolangun, Radarhukum.id – Sangat miris, dana Program Indonesia Pintar (PIP) untuk SMP 14 Sarolangun, Kecamatan Batang Asai, diduga disunat oleh oknum kepala sekolah (Kepsek) dan disinyalir uang tersebut dijadikan sebagai uang pelicin untuk pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Sarolangun.
Menurut salah satu wali murid berinisial A, bantuan PIP sebesar Rp 375.000 per siswa untuk tahun 2024 dipotong Rp 50.000 oleh kepsek, dan Rp 70.000 lagi untuk uang perpisahan serta pembelian selendang. Total potongan mencapai Rp 120.000, sehingga siswa hanya menerima Rp 235.000. “Ini bukan kali pertama ada pemotongan. Setiap kali ada bantuan PIP, pasti ada pemotongan,” ujar A.
Ditambahkannya, dalam rapat wali murid pada 17 Mei 2024, Kepsek menyampaikan bahwa dana PIP tidak akan dipotong. Namun, ia juga mengatakan bahwa pengurusan dana ini sulit dan membutuhkan biaya. “Orang Diknas tidak mau mengurus kalau tidak ada uang pelicin,” tambah A.
Saat dikonfirmasi melalui WhatsApp, Kepala Sekolah SMP 14 Sarolangun berinisial Y membantah adanya pemotongan. “Dana PIP yang kami serahkan sudah sesuai prosedur dan jumlahnya sesuai dengan buku rekening masing-masing siswa. Tidak ada pemotongan sedikit pun,” tegas Y.
Y mengakui bahwa ia mengadakan rapat dengan wali murid, namun ia keluar ruangan setelah rapat dimulai dan menyerahkan rapat kepada salah satu wali murid. “Masalah dengan orang dinas tidak ada saya sebut uang pelicin. Kalau toh memang ada, itu urusan pribadi saya dengan dinas sebagai balas budi,” katanya berdalih.
Sementara itu, tokoh pendidikan sekaligus ketua LSM Tameng Perjuangan Rakyat Anti Korupsi (Tamperak) Kabupaten Sarolangun, Wo Rozi, merasa sedih melihat kondisi pendidikan di Sarolangun. “Banyak hal yang harus dibenahi, bukan hanya bangunan, tetapi juga mental dan akhlak manusianya. Jangan hanya bicara saja, kita harus turun ke lapangan melihat keluhan di bawah,” kata Wo Rozi.
Pihaknya dari LSM Tamperak mengharapkan Pj Bupati Sarolangun bertindak tegas terhadap pegawai yang melanggar aturan. “Kami siap memberikan laporan apapun temuan kami di lapangan,” tutup Wo Rozi dengan nada tinggi. (Mara)
Discussion about this post