Natuna, Radarhukum.id – H. Tirtayasa, Imam Besar Masjid Agung Natuna, salah seorang penerima beasiswa Kader Seribu Ulama Doktor MUI-Baznas RI Pusat Angkatan Tahun 2021 ini, berhasil meraih gelar doktor dari Program Studi Doktor Pendidikan Agama Islam di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dengan prestasi luar biasa. Ia lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna, yaitu 4.00, setelah berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Islam Berbasis Budaya Lokal (Studi Etnografi terhadap Tradisi Maulid pada Masyarakat Kecamatan Pulau Tiga Barat Kabupaten Natuna)”.
Gelar doktor yang diraih H. Tirtayasa ini merupakan hasil dari dedikasi dan kerja kerasnya selama bertahun-tahun dalam mendalami pendidikan agama Islam serta penerapannya dalam konteks budaya lokal di Kabupaten Natuna. Dengan latar belakang sebagai tokoh agama yang berpengaruh di masyarakat Natuna, H. Tirtayasa merasa memiliki tanggung jawab besar untuk terus memperdalam ilmunya demi memberikan kontribusi yang lebih besar bagi masyarakat dan umat Islam secara luas.
Disertasi yang ia tulis berfokus pada bagaimana nilai-nilai pendidikan Islam dapat diinternalisasikan melalui budaya lokal, khususnya tradisi Maulid di Kecamatan Pulau Tiga Barat, Kabupaten Natuna. Tradisi Maulid merupakan perayaan kelahiran Nabi Muhammad yang dilakukan oleh masyarakat setempat dengan cara yang khas dan memiliki makna budaya yang mendalam. H. Tirtayasa melakukan penelitian etnografi yang mendalam terhadap tradisi ini, mengeksplorasi bagaimana elemen-elemen budaya lokal dapat diselaraskan dengan ajaran-ajaran Islam untuk memperkuat pendidikan karakter dan moral masyarakat.
“Penelitian ini tidak hanya menyoroti pentingnya tradisi Maulid sebagai bagian dari identitas budaya masyarakat Natuna, tetapi juga menunjukkan bagaimana tradisi tersebut dapat menjadi media yang efektif untuk menyampaikan nilai-nilai keislaman,” katanya.
Dalam disertasinya, H. Tirtayasa menekankan, pendidikan Islam harus mampu beradaptasi dengan budaya lokal tanpa menghilangkan esensi ajaran-ajaran Islam. Dengan demikian, pendidikan agama dapat diterima dan dipraktikkan dengan lebih baik oleh masyarakat setempat.
Keberhasilan H. Tirtayasa dalam meraih gelar doktor dengan IPK sempurna juga mendapat apresiasi dari berbagai kalangan. Pencapaian ini merupakan bukti nyata dari komitmen dan dedikasi H. Tirtayasa dalam dunia akademik dan pengembangan ilmu pendidikan agama Islam.
“Beliau telah memberikan sumbangan yang sangat berharga melalui penelitian yang dilakukan, terutama dalam konteks mengintegrasikan nilai-nilai agama dengan budaya lokal. Ini adalah contoh nyata bagaimana pendidikan Islam dapat dikembangkan secara kontekstual sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” ungkap salah seorang tokoh masyarakat.
Selain itu, masyarakat Natuna juga menyambut gembira pencapaian ini. H. Tirtayasa dikenal sebagai salah seorang figur yang sangat dihormati dan menjadi panutan dalam kehidupan beragama di Natuna. Dengan prestasinya ini, diharapkan dia akan semakin berperan dalam memajukan pendidikan agama di daerahnya, serta menginspirasi generasi muda untuk terus belajar dan memperdalam ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang agama.
Setelah menyelesaikan studinya, H. Tirtayasa berencana untuk terus mengembangkan program pendidikan Islam di Natuna. Ia berkomitmen untuk mempraktikkan hasil penelitiannya di tengah masyarakat, khususnya dalam memperkuat tradisi-tradisi keagamaan yang selaras dengan budaya lokal. Hal ini diharapkan dapat semakin memperkokoh identitas keagamaan dan kebudayaan masyarakat Natuna, sekaligus menjadikan Natuna sebagai contoh dalam penerapan pendidikan Islam berbasis budaya lokal di Indonesia.
Discussion about this post