Sarolangun, Radarhukum.id – Kondisi air Sungai Belato yang melintasi Desa Batu Kucing dan Kelurahan Pauh, Kecamatan Pauh, Kabupaten Sarolangun, dalam beberapa waktu terakhir tampak mengkhawatirkan. Air sungai yang biasanya jernih berubah menjadi hitam pekat, disertai aroma menyengat yang diduga berasal dari limbah industri kelapa sawit (CPO). Di permukaan sungai terlihat lapisan mirip minyak yang mengambang.
Menanggapi kondisi tersebut, Camat Pauh melalui Sekretaris Camat (Sekcam) Pahtur Rahman menyatakan belum menerima laporan resmi dari masyarakat. Namun, ia menduga perubahan warna air sungai itu kemungkinan besar akibat limbah pabrik kelapa sawit (PKS).
“Kalau memang benar itu limbah, tentu ini menjadi ranah Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Mereka punya tim Gakkum (Penegakan Hukum) yang berwenang melakukan pengecekan di lapangan. Kita minta mereka segera turun untuk meneliti penyebab air Sungai Belato berubah warna. Apakah benar tercemar limbah atau ada penyebab lain,” ujar Pahtur Rahman.
Seorang warga yang melintas di sekitar jembatan Sungai Belato saat ditemui mengaku tidak mengetahui secara pasti penyebab air menghitam. Namun ia mengatakan fenomena tersebut kerap terjadi.
“Hampir setiap bulan tahun ini air Sungai Belato sering berubah warna. Kami bisa melihatnya dari atas jembatan. Tapi biasanya, kalau hujan deras, air kembali bening,” ujar warga yang enggan disebut namanya.
Berdasarkan pantauan Radarhukum.id, ini adalah kali ketiga air Sungai Belato berubah warna secara mencolok, yang diduga akibat pencemaran limbah. Namun hingga kini belum dapat dipastikan dari mana asal limbah tersebut. Di bagian hulu sungai diketahui tidak terdapat aktivitas industri, namun aroma menyengat dari air sungai memperkuat dugaan bahwa pencemaran berasal dari limbah pabrik kelapa sawit.
Masyarakat berharap Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sarolangun dan DLH Provinsi Jambi tidak tinggal diam dan segera turun ke lokasi untuk menyelidiki penyebab pasti perubahan warna air Sungai Belato.
Discussion about this post