Oleh: Ifanko Putra
Pada pertengahan Mei 2023 lalu, saya dengan seorang rekan wartawan mengunjungi rumah Sudarmini salah seorang warga Kelurahan Batubesar, Kecamatan Nongsa, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Di tengah pesatnya pembangunan dan gemerlapnya Kota Batam yang notabene kota terkaya di Sumatera itu, pemandangan yang cukup kontras tampak jelas saat menyaksikan kondisi keluarga Sudarmini. Wanita paruh baya itu tinggal di rumah yang sudah tidak layak huni bersama suami, dua orang anak, dan satu cucunya. Atap rumahnya bocor dimana-mana, lantai rumah yang terbuat dari kayu sudah lapuk, dinding rumah pun sudah lapuk dan hampir rubuh.
Kondisi ekonomi keluarga yang terbatas bahkan untuk makan sehari-hari saja sulit, membuat mereka sekeluarga terpaksa harus mendiami tempat tersebut selama bertahun-tahun.
Kami mendengar banyak cerita dari Sudarmini dan Ketua RT setempat bahwa hingga saat kunjungan itu, belum ada pihak yang tergerak hatinya untuk membantu, meski berbagai upaya telah dilakukan oleh pihak RT maupun RW. Hasil kunjungan tersebut pun lantas kami muat di media.
Sebulan setelahnya, sekitar pertengahan bulan Juni 2023, kabar baik datang. Ketua RT di sana menghubungi saya lewat sambungan telepon. Dengan antusias, dia menyampaikan rasa terimakasih karena Bu Sudarmini telah mendapatkan bantuan renovasi rumah.
“Assalamualaikum pak. Alhamdulillah rezeki untuk warga saya terealisasi pak. Terimakasih bantuan yang bapak berikan sangat bermanfaat untuk warga saya,” ujarnya.
Karena pemberitaan di media, kata dia, ada orang-orang baik yang akhirnya membantu merenovasi total rumah Bu Sudarmini. Selain bu Sudarmini, satu rumah lainnya di RT tersebut juga beroleh bantuan. Total bantuan untuk satu rumah mencapai 120 juta rupiah.
Selain ketua RT, perwakilan dari dermawan yang membantu membangunkan rumah bu Sudarmini juga mengirim dokumentasi-dokumentasi pembangunan rumah kepada kami, sejak mulai dari pondasi hingga rumah itu selesai dibangun. Rumah tersebut selesai dibangun pada akhir Agustus 2023. Kami pun diundang untuk menghadiri serah terima.
Saya turut bahagia dan tentu saja sangat bangga. Rasa bahagia dan bangga yang sama dengan beberapa waktu lalu ketika pengamen di daerah Riau yang saya tulis kisahnya di media dipanggil oleh Bupati ke rumah dinasnya dan diberi bantuan. Atau ketika melalui pemberitaan kami, berhasil menghentikan praktik Pungli yang sudah mengakar di salah satu pelabuhan dengan perputaran uang yang cukup besar. Atau saat rumah warga kurang mampu yang ditulis oleh tim kami di Labuhanbatu, di Tanjungpinang, di Gorontalo, mendapatkan bantuan renovasi, dan banyak lagi kisah serupa termasuk bantuan fasilitas kesehatan yang kemudian diperoleh oleh warga miskin, dan hal serupa lainnya yang tidak bisa dirinci satu persatu.
Bangga, dan menuliskan ini, bukan berarti pamer bahwa kami atau media kami telah banyak berbuat atau membantu orang, sama sekali bukan. Tetapi ini sebagai validasi bahwa, di momentum Hari Pers Nasional 2024 ini, media massa masih memiliki peran penting dalam kehidupan sosial kita.
Wartawan sebagai awak media, dapat menjadi penerang dalam kegelapan informasi serta menjadi penyambung asa bagi orang papa serta orang-orang tertindas, sekaligus menjadi kontrol sosial atas kebijakan pemerintah.
Wartawan mungkin tidak terlalu bangga karena mereka dilindungi oleh Undang-Undang atau karena dekat dengan banyak pejabat dan orang penting. Sebab, dilindungi Undang-Undang adalah hal normatif. Kenal dengan pejabat atau relasi orang penting itu juga hal biasa karena sehari-hari tugas mereka memang begitu, bertemu dan mewawancarai banyak pihak.
Bahkan dalam Uji Kompetensi Wartawan (UKW) pada semua jenjang selalu diujikan satu materi tes jejaring dengan menyetor minimal 20 kontak relasi, makin tinggi peran dan pangkat relasi makin tinggi pula nilai wartawan peserta uji jika relasi itu mengangkat telepon saat dihubungi dan dinilai memiliki hubungan serta komunikasi yang baik oleh penguji. Singkatnya, ini hal biasa bagi wartawan.
Kebanggaan besar bagi wartawan itu adalah ketika tulisan yang mereka publikasikan atau pemberitaan di media mereka mampu memberi dampak positif bagi orang lain. Menjadi penyejuk di tengah kegersangan yang dirasakan oleh orang lain.
Ketika melalui pemberitaan mereka, orang yang kesulitan, yang putus harapan, akhirnya mendapatkan perhatian dan bantuan, atau ketika pelayan publik yang tidak sesuai akhirnya berbenah.**
Discussion about this post