Sumbar, Radarhukum.id – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan jumlah korban tewas akibat banjir lahar dingin dan longsor yang melanda enam kabupaten dan kota di Sumatera Barat (Sumbar) terus bertambah. Hingga saat ini, tercatat 50 orang meninggal dunia.
Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, mengungkapkan bahwa selain 50 korban tewas, masih ada 27 orang hilang, 37 orang luka-luka, dan 3.396 jiwa terpaksa mengungsi. Rincian korban tewas antara lain berasal dari Kota Padang Panjang (2 orang), Kabupaten Agam (20 orang), Kabupaten Tanah Datar (19 orang), Kota Padang (1 orang), dan Kabupaten Padang Pariaman (8 orang).
BNPB terus mengintensifkan upaya pencarian dan penyelamatan korban yang terdampak bencana tersebut. “Kami fokus pada pemulihan akses jalan darat di daerah terdampak dengan menggunakan alat berat, pembersihan material longsor, evakuasi korban, serta koordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait,” kata Suharyanto.
Pemerintah juga berupaya memenuhi kebutuhan dasar bagi masyarakat terdampak. Hingga Senin sore, pengiriman bantuan logistik dan evakuasi warga terus dilakukan meski beberapa daerah masih terisolir. Pengiriman bantuan dilakukan melalui jalur udara dan darat menggunakan jembatan darurat.
BNPB telah menyalurkan bantuan awal berupa Dana Siap Pakai (DSP) sebesar Rp 3,2 miliar kepada pemerintah daerah terdampak. Selain itu, BNPB juga memberikan bantuan logistik seperti tenda pengungsian, tenda keluarga, sembako, makanan siap saji, hygiene kit, terpal, selimut, kasur, pompa air, lampu solar panel, toilet portabel, gergaji pohon, dan perlengkapan kebersihan.
Pada kunjungan kerja hari kedua, Selasa (14/5), Kepala BNPB direncanakan bertolak ke daerah terdampak untuk melakukan tinjauan udara guna melihat dampak kerusakan akibat banjir lahar dan longsor. Lokasi tinjauan meliputi sejumlah titik di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar.
(Ronaldo Fernando)
Discussion about this post