Karimun – Menutup babak akhir masa jabatannya sebagai bupati, bagaimanapun juga, Aunur Rafiq adalah nama yang tak bisa dilepaskan dari sejarah pembangunan Kabupaten Karimun.
Meskipun di akhir kepemimpinannya, Rafiq bak sudah jatuh ditimpa tangga. Gagal sebagai wakil gubernur, lantas juga mendapatkan kritik bertubi-tubi imbas dari defisit keuangan daerah yang memicu keluhan luas, terutama dari ASN hingga honorer yang gaji atau tunjangannya terkendala serta pihak-pihak lainnya. Roda pemerintahan di akhir jabatannya goyang lantaran perencanaan keuangan daerah tidak berjalan sebagaimana mestinya, ada faktor internal dan eksternal yang menjadi penyebabnya.
Selama dua periode menjabat sebagai bupati, dari 2016 hingga 2024, Aunur Rafiq telah meninggalkan berbagai sektor pembangunan, meski tentu ada kekurangan.
Menelusuri rekam jejaknya, Aunur Rafiq telah mendedikasikan hampir empat dekade hidupnya untuk mengabdi kepada masyarakat sejak pertama kali memulai karier sebagai staf di Dinas Pertanian pada tahun 1985.
Dihimpun dari berbagai sumber, dalam masa kepemimpinannya sebagai Bupati Karimun, berbagai pembangunan dan proyek infrastruktur berhasil diwujudkan. Antara 2015 dan 2022, pembangunan infrastruktur jalan telah mencapai panjang total 223,9 km. Selain itu, proyek pembangunan batu miring tercatat sepanjang 7.277 meter, sedangkan normalisasi mencapai 1.108.605 meter. Tanggul dibangun sepanjang 225.471 meter, sementara panjang irigasi yang dibangun mencapai 2.843,9 meter. Proyek semenisasi selama periode yang sama mencapai 162,1 km. Pembangunan drainase sepanjang 51.861 meter, dengan pemeliharaan drainase di 155 titik. Selain itu, terdapat 36 pembangunan TPU dan sarpras, 53 lokasi pemasangan paving blok, serta 49 pembangunan gedung serbaguna, termasuk 5 di antaranya merupakan gedung pemerintah.
Di kawasan FTZ Karimun, pada periode 2012-2022, pembangunan mencakup jalan sepanjang 42,5 km, 36 box culvert, dan 6 jembatan. Dalam bidang perhubungan, terdapat jembatan penyebarangan Pauh-Simba yang dibangun pada 2016, 20 dermaga, 22 pelabuhan, serta pengadaan 10 unit bus.
Sektor pendidikan juga mendapatkan perhatian dengan pembangunan 114 ruang kelas, ruang guru, dan sarana prasarana sebanyak 64 pembangunan. Selain itu, 157 fasilitas sekolah dibangun dan 158 paket sarana prasarana sekolah diselesaikan. Di bidang kesehatan, terdapat 20 pembangunan dan rehabilitasi Puskesmas, 47 pembangunan fasilitas kesehatan, 7 paket sarpras, serta pengadaan 90 unit alat transportasi kesehatan. Dalam sektor keagamaan, 1 Islamic Center telah dibangun, bersama dengan 143 masjid, 142 mushalla, dan 108 fasilitas keagamaan.
Dalam sektor UMKM, sebanyak 9 pasar telah dibangun, dengan 5 pasar lainnya direhabilitasi. Pemberdayaan UMKM tercatat sebanyak 2.673 unit dari target 6.000, serta program pelatihan bagi pekerja yang berhasil melibatkan 870 orang dari target 3.000. Serta berbagai pembangunan dan hasil kerja nyata lainnya yang tidak cukup diurai satu persatu
Aunur Rafiq, terakhir bergelar Doktor lulusan IPDN Jatinangor tersebut memulai kariernya di pemerintahan sejak tahun 1985, sebagai Staf di Dinas Pertanian dan kemudian menjabat sebagai Staf Kantor Camat Singkep pada periode 1991–1992. Kariernya terus berkembang, termasuk sebagai Kamawil Hansip Kecamatan Dabo Singkep pada 1992–1993, serta Lurah di Dabo Singkep (1993–1995) dan Tanjung Balai Karimun (1995–1996). Setelah itu, ia mengemban tugas sebagai Staf Biro Kepegawaian di Kantor Gubernur Riau pada tahun 1998, sebelum beralih ke Staf Kantor Camat Batam Barat pada 1998–1999. Pada 2000, Aunur Rafiq diangkat menjadi Staf Bupati Karimun dan Camat Pembantu di Kundur, lalu menjabat sebagai Camat Kundur Utara (2000–2002) dan Camat Kundur (2002–2004). Ia juga sempat menjabat sebagai Kepala Bagian Umum Setda Kabupaten Karimun pada 2004–2005.
Pada 2006, Aunur Rafiq memulai perjalanan politiknya sebagai Wakil Bupati Karimun, yang kemudian terpilih kembali pada periode 2011–2015. Setelah menghabiskan dua periode sebagai wakil, ia kemudian menjabat sebagai Bupati Karimun pada 2016–2021, dan terpilih lagi untuk periode kedua sebagai Bupati pada 2021 hingga akhir masa jabatannya.
Berbagai penghargaan telah diraih atas dedikasinya, seperti Satyalancana Karya Satya X, XX, dan XXX untuk pengabdian panjangnya. Ia juga menerima Anugerah Aditya Karya Mahatva Yodha sebagai pembina Karang Taruna terbaik, serta penghargaan dari Komnas HAM dan Kementerian Sosial atas kontribusinya dalam pembangunan sosial.
Masa jabatannya bakal usai dan tongkat kepemimpinan akan diserahkan kepada bupati terpilih Iskandarsyah bersama wakilnya Rocky Marciano Bawole – dua nama nan juga putra terbaik Karimun yang kini menjadi tumpuan harapan masyarakat.
Di tengah berbagai kritikan yang dialamatkan kepadanya, nama Aunur Rafiq, dengan segala kekurangannya, patut diberi tempat sebagai salah satu putra terbaik yang pernah memimpin Karimun.
Discussion about this post