Nagekeo, NTT, Radarhukum.id – Masyarakat adat Tutubhada, Desa Rendu, Kecamatan Aesesa Selatan, Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur, menggelar tinju adat (Etu) di halaman rumah adat setempat, Minggu (21/07/24).
Kegiatan ini diikuti oleh masyarakat adat Rendu secara keseluruhan dan komunitas adat seperti Mbay, Dhawe, Munde, Lape, dan Ola Ia. Juga terlibat komunitas adat lainnya di Nagekeo, yakni Gero, Dhereisa, Boawae, Ma'u, dan So'a.
Tokoh Fungsionaris Adat Rendu Tutubhada, Silvester M., menjelaskan, Etu merupakan bagian dari tahapan upacara adat Rendu yang dilakukan secara rutin sesuai kalender adat pada bulan Juni dan Juli setiap tahun.
“Etu ini merupakan bagian dari rangkaian tahapan upacara adat Rendu Tutubhada sesuai kalender adat Rendu, biasanya berlangsung pada Juni dan Juli dan dilaksanakan dalam Gua Meze (jelang musim panas). Rangkaian tahapan ritual adat secara keseluruhan diawali pada akhir November 2023 yang biasa disebut Gua Ru (musim hujan atau tanam) dan berakhir dengan Ire (hari istirahat) pada 3 Agustus 2024,” kata Silvester, yang juga merupakan pensiunan ASN pada Dinas Pertanian Nagekeo.
Silvester menjelaskan lebih lanjut, kegiatan ini dapat mempererat hubungan antar komunitas masyarakat adat se-Kabupaten Nagekeo serta melatih ketangkasan fisik dan mental.
“Ini dapat mempererat hubungan antar komunitas se-Nagekeo. Bisa membangun kebersamaan dan kekeluargaan masyarakat adat. Juga melatih ketangkasan, fisik, dan mental. Generasi muda harus melestarikan budaya dan warisan leluhur ini karena merekalah penerus keberlangsungan ritual adat untuk masa depan,” jelas Silvester.
Silvester berharap pemerintah daerah dapat melihat Etu ini sebagai bagian dari aset wisata budaya yang perlu diwariskan, dengan memberikan dukungan sarana dan prasarana yang baik.
“Pemda bisa melihat Etu ini sebagai aset wisata yang perlu diwariskan, dengan memberikan dukungan sarana dan prasarana yang baik,” tambahnya.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Camat Aesesa Selatan, Ishak Jogues T. Bebi, S.Fil, Kepala Desa Rendu Tutubhada, Oswaldus Kili, bersama perangkat desa dan ribuan masyarakat.
Reporter: Marianus D. Mali
Editor: Ifan
Discussion about this post