Radarhukum.id | Pati,– Ratusan petani dari berbagai komunitas di Kabupaten Pati melakukan aksi protes dengan menggeruduk Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati pada Jumat, 20 September 2024. Aksi yang diwarnai dengan brokohan, tradisi selametan khas Jawa, berlangsung di tengah jalan depan Gedung DPRD Pati, sebagai bagian dari peringatan Hari Tani Nasional yang akan jatuh pada 24 September mendatang.
Petani yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) serta perwakilan dari Desa Pundenrejo, Kecamatan Tayu, mulai berkumpul di depan Kantor Bupati Pati sekitar pukul 09.00 WIB. Mereka datang menggunakan truk-truk besar sambil membawa berbagai peralatan aksi. Awalnya, brokohan direncanakan berlangsung di Alun-alun Pati, namun setelah berkoordinasi dengan pihak kepolisian, lokasi acara dialihkan ke depan Gedung DPRD Kabupaten Pati, Jalan Wahidin.
Dalam aksi tersebut, para petani membawa aneka hidangan seperti nasi, ayam ingkung, kuluban, jenang abang, jenang putih, dan air kendi sebagai simbol doa dan syukur. Sebelum brokohan dimulai, beberapa petani menggelar aksi teatrikal yang menggambarkan perjuangan petani dalam menghadapi ancaman terhadap lahan pertanian mereka. Salah satu bagian teatrikal yang paling menonjol adalah ketika seorang gadis, yang berperan dalam aksi tersebut, tiba-tiba berteriak histeris dan diduga kesurupan. Situasi ini cepat diamankan oleh rekan-rekan petani lainnya.
Koordinator aksi, Bambang Sutikyo, menegaskan bahwa brokohan ini bukan hanya sekedar simbol rasa syukur, melainkan juga doa untuk keselamatan lahan dan para petani. “Brokohan ini selametan. Ya, berdoa untuk menyelamatkan lahan, petani, dan semuanya. Pejabatnya ikut selamat. Bukan hanya di Kabupaten Pati, tetapi juga di seluruh Indonesia,” ujar Bambang.
Dalam aksi ini, para petani membawa sejumlah baliho yang menyuarakan aspirasi mereka. Inti dari tuntutan mereka adalah meminta DPRD Kabupaten Pati dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati untuk melindungi lahan pertanian dari ancaman ekspansi industri yang dinilai bisa merusak lingkungan dan keberlangsungan hidup petani.
Aksi tersebut direspon oleh beberapa anggota DPRD Kabupaten Pati, termasuk Ketua DPRD Sementara Ali Badrudin dan Wakil Ketua DPRD Sementara Hardi, serta beberapa anggota lainnya. Mereka berdialog langsung dengan para petani, dan bahkan turut serta dalam prosesi brokohan. Setelah doa bersama selesai, makanan yang telah disiapkan dibagikan kepada semua peserta aksi, termasuk para anggota DPRD yang hadir.
Aksi brokohan ini menjadi penanda solidaritas para petani di Kabupaten Pati yang berharap pemerintah lebih peduli dan berkomitmen untuk melindungi lahan pertanian serta kesejahteraan para petani dari ancaman industrialisasi.
Discussion about this post