Karimun, Radarhukum.id – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Karimun telah menggelar debat terbuka antar pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Karimun 2024, Sabtu (19/10/2024) kemarin, yang disiarkan secara langsung. Debat ini mempertemukan tiga pasangan calon yang berkompetisi dalam Pilkada Karimun, yakni pasangan calon nomor urut 1 Ing Iskandarsyah – Rocky Marciano Bawole, pasangan calon nomor urut 2 Firmansyah – Ery Suandi, dan pasangan calon nomor urut 3 Bakti Lubis – Raja Bakhtiar.
Dalam debat tersebut, masing-masing kandidat memaparkan visi dan misi mereka serta menjawab pertanyaan dari panelis maupun pasangan calon lainnya. Berbagai gagasan terkait pembangunan daerah, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan strategi mengatasi tantangan di Kabupaten Karimun menjadi topik utama dalam perdebatan.
Pengamat politik sekaligus praktisi hukum di Karimun, Feri Arisandi, S.H menilai pasangan calon nomor urut 3, Bakti Lubis – Raja Bakhtiar, sebagai kandidat yang paling memahami kondisi riil daerah dan masyarakat Karimun. Menurutnya, visi dan misi yang mereka sampaikan sangat relevan dengan permasalahan yang dihadapi oleh Kabupaten Karimun saat ini.
“Pasangan Bakti Lubis dan Raja Bakhtiar terlihat lebih siap dan paham akan persoalan daerah. Mereka menawarkan solusi konkret yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” ujar Feri, Senin (21/10/2024).
Sebaliknya, Feri mengkritik penampilan pasangan calon nomor urut 2, Firmansyah – Ery Suandi, terutama Firmansyah yang dinilai tidak mampu menjelaskan rencana kerja dengan baik selama debat.
“Paslon nomor 2 malah bertanya balik kepada pasangan nomor 3, padahal sebagai mantan Sekretaris Daerah, ia seharusnya bisa menjabarkan secara rinci program-program yang akan diusung ke depan. Apalagi, Karimun mengalami defisit anggaran selama ia menjabat. Seharusnya, hal ini menjadi introspeksi bagi Paslon nomor 2, bahkan merasa malu untuk kembali mencalonkan diri sebagai bupati,” tegas Feri.
Selain itu, Feri menyorot pernyataan Firmansyah yang sempat menyebut kandidat lain dengan istilah “omon-omon.”
“Yang sebenarnya ‘omon-omon' adalah birokrasi pemerintahan Kabupaten Karimun saat ini, dan kebetulan itu berada di bawah tanggung jawab calon nomor 2,” tambahnya.
Feri Arisandi berharap masyarakat Karimun dapat bersikap bijak dalam menentukan pilihan pada Pilkada 2024. Menurutnya, rekam jejak dan program yang ditawarkan oleh para calon harus menjadi bahan pertimbangan utama dalam memilih pemimpin daerah.
“Perhatikan rekam jejak mereka, serta gagasan mana yang paling relevan dan sesuai dengan kondisi yang dihadapi Kabupaten Karimun saat ini. Pilihan masyarakat akan menentukan nasib daerah ini ke depannya,” tutup Feri.
Discussion about this post