Lampungbarat, Radarhukum.id – Pengelolaan sampah di kabupaten Lampung Barat selalu menjadi polemik, dimulai dari penumpukkan sampah yang sempat terjadi dan ramai diberitakan oleh beberapa media online, hingga masalah perawatan kendaraan dinas (randis) pengelolaan sampah.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lampung Barat yang bertanggung jawab dalam bidang pengelolaan sampah sepertinya kewalahan dalam mengelola sampah di Lampung Barat ini, padahal ranah wilayahnya hanya sebatas Kota Liwa saja, sedangkan anggaran untuk pengelolaannya hampir 2.5 milliar.
Kondisi kendaraan pengangkut sampah cukup memprihatinkan, kondisi ban (roda) sudah sangat tidak layak untuk kategori pengangkut sampah dengan tonase beban yang cukup besar. Kondisi ini bukan hanya membahayakan sang pengemudi namun bisa juga membahayakan masyarakat lainnya.
Terkait hal tersebut, awak media radarhukum.id mencoba melakukan konfirmasi kepada Fikri Kepala Bidang Kebersihan di kantor DLH. Ia tidak menampik kondisi temuan di lapangan.
“Ya mungkin yang kawan-kawan media lihat di lapangan seperti itu, akan tetapi itu bukan karna tidak direalisasikan anggarannya melainkan dalam penyusunan anggaran itu kan secara global, umpama anggaran tersebut 12 juta dalam setahun, itu yang kami kelola dan dibagi-bagi posnya untuk perawatan tersebut, tergantung kebutuhan dari anggaran kendaraan tersebut contohnya tiba tiba butuh aki, ya aki kami beli, butuh ban ya ban kami beli dan itu tidak bisa sekaligus karna keterbatasan anggaran juga,” jawabnya.
Sementara itu Dr. Yunada Arfan, S.E.,M.E, seorang akademisi kelahiran Lampung Barat ketika dimintai pendapatnya mengatakan, kalau memang kondisi kendaraan pengangkut sampah yang kondisinya sudah demikian parah, ini seharusnya tidak boleh terjadi. “Apalagi kan DLH itu pasti ada anggaran dalam hal perawatannya, kemana itu anggarannya? Patut menjadi suatu pertanyaan dalam pengelolaan anggarannya,” kata Dr. Yunanda.
Lebih lanjut Yunada mengatakan, “Seharusnya ini menjadi perhatian khusus terkait kondisi kendaraan pengangkut sampah ini, berapa anggaran yang disusun untuk perawatan, lalu kemana anggaran itu kok sampai seperti itu kondisi bannya,” ujarnya.
Di lain pihak, Ketua Ormas Pemuda Lambar Bersatu(PLB) Tengku Wahyu menyatakan, pihaknya telah lama menyoroti kinerja DLH.
“Itulah salah satu dasar kenapa Ormas kami melaporkan dugaan praktik korupsi yang terjadi di DLH ini, karna berdasarkan penelusuran tim di lapangan memang terdapat fakta fakta seperti kendaraan operasional sangat memprihatinkan,” paparnya.
(Rangga kusuma)
Discussion about this post